Judul Buku : Kicking Away the Ladder: Development Strategy in Historical Perspective Penulis : Ha-Joon Chang Penerbit : Anthem Press Harga : IDR 208.000 Tebal : 187 halaman | "Negara-negara maju hanya memberikan saran kebijakan sesuai dengan agenda ekonomi dan politik mereka, tanpa mempertimbangkan efek jangka panjang yang akan terjadi kepada negara-negara miskin" |
1 Comment
Disclaimer
Abstrak Pada akhir Desember 2010, Menteri Negara BUMN menerbitkan Peraturan Nomor PER-07/MBU/2010. Peraturan tersebut mengatur mengenai pedoman dalam menetapkan besaran remunerasi bagi eksekutif BUMN. Sebelumnya, penetapan remunerasi mengacu pada Peraturan Nomor PER-02/MBU/2009 dan PER-03/MBU/2009. Kini, setelah satu setengah tahun peraturan tersebut diterbitkan, masihkah relevan? Disclaimer
Karena belum ada yang nulis, makanya saya yang akan mengekspos kinerja saham-saham BUMN di Bursa Efek Indonesia a.k.a BEI sampai dengan akhir September 2012 ini. Secara keseluruhan, kinerja emiten BUMN di triwulan 3 ini cukup baik. Disektor perbankan, hanya BBNI yang tidak mampu mengungguli kinerja sektor. Di sektor infrastruktur, transportasi, dan telekomunikasi, TLKM yang sempat tertatih-tatih sampai pertengahan tahun, di akhir September 2012 ini ternyata mampu memberikan imbal hasil di atas kinerja sektor. Di sektor manufaktur, saham KRAS yang masih jauh tertinggal dibandingkan kinerja sektor-sektor manufaktur. Di sektor Pertambangan, meskipun tidak terlalu menggembirakan, tetapi seluruh emiten BUMN memberikan imbal hasil di atas kinerja sektor ini. Disclaimer:Kinerja saham masa lalu, tidak selalu menggambarkan kinerja masa depan. Apa yang penulis sampaikan, adalah kejadian masa lalu sampai dengan periode akhir September 2013. Segala keputusan finansial yang diambil berkenaan dengan artikel ini, merupakan tanggung jawab pembaca sepenuhnya, dan di luar tanggung jawab penulis.
Juragan-juragan mungkin pernah mengalami kejadian berikut, harus menggabungkan data dari beberapa tabel. Memang bisa dilakukan secara manual dengan menggunakan perangkat lunak Excel, kalau jumlah datanya tidak terlalu banyak.Coba kalau harus menggabungkan data secara manual, dengan data yang terdiri dari 3.000 baris dan 20 kolom....Wah bisa gak doyan makan 2 hari... Supaya Juragan sekalian tidak terperosok ke dalam keruwetan yang sama. Saya akan bagikan pengalaman praktis menggunakan perintah VLOOKUP di Excel, dan menggunakan Google Fusion.
Ungkapan di atas mungkin terlalu lebay. Apa iya sih, membuat pembukuan lebih mudah daripada membuat sambal? Apalagi bagi Anda yang masih melakukan pembukuan secara manual, dengan buku-buku besar. Mungkin hal pertama yang akan Anda lakukan setelah mendengar ungkapan di atas adalah, melempar saya dengan buku besar. Bagi beberapa orang, membuat pembukuan tanpa perangkat lunak, ibarat jerawat di muka ABG, sangat mengesalkan. Sedangkan menggunakan perangkat lunak akuntansi sendiri membutuhkan keahlian khusus. Lalu, koq bisa pembukuan dibilang mudah?
Dunia internet sangat memanjakan penggunanya. Hal yang terpenting adalah, Anda tahu bagaimana cara masuk ke situs mesin pencari seperti google, yahoo, atau bing. Hal penting kedua adalah, Anda tahu kata kunci yang tepat. Informasi apapun tersedia di Internet, dengan kata kunci yang tepat, setidaknya hal-hal berikut ini dapat dilakukan dengan mudah.
Kenapa saya bilang internet menembus batas pemikiran? Di Indonesia (atau mungkin lebih tepat saya sebut di Yogyakarta) pada tahun 1995 atau sekitar 17 tahun yang lalu, penggunaan internet umumnya masih terbatas pada surel, penelusuran halaman web, dan chatting. Pada tahun itu, mesin pencari terhebat adalah Yahoo dan Altavista. Tentunya dengan jumlah dan kecepatan penelusuran jauh dibawah saat ini. Jadi, jangan berharap kita bisa menemukan informasi yang selengkap saat ini melalui situs mesin pencari Google (yang baru berdiri tahun 1998). Bahkan di tahun itu, untuk memiliki email atau domain, saya harus datang ke penyedia jasa internet (internet service provider/ISP), berinteraksi dengan petugas, dan bayar di tempat. Tidak ada istilah one-click saat itu.
|