Judul Buku: 
The Checklist Manifesto: How to Get Things Right

Penulis     : AtulGawande
Penerbit    : Picador
Harga       : IDR 160.000
Tebal        : 240 halaman
"...ada 2 tipe kesalahan manusia, yaitu (1) errors of ignorance dan (2) errors of ineptitude..."
Setiap akhir pekan, saya selalu menyempatkan diri berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari atau hanya sekedar melepas penat. Dengan berbekal catatan kecil, saya memilah-milah barang yang akan saya beli dan ini juga memastikan bahwa tidak akan ada barang yang terlewat. Saya sepertinya mewarisi kebiasaan ini dari orang tua yang selalu mencatat daftar barang atau kegiatan yang akan dikerjakan. Dalam pekerjaan sehari-hari, saya juga menyempatkan waktu minggu malam sebagai waktu persiapan dengan mencatat semua kegiatan yang harus saya capai dalam 1-2 minggu kedepan.
Ternyata, kebiasaan kecil ini tidak hanya digunakan untuk aktivitas sederhana yang saya lakukan di atas. Kebiasaan membuat daftar aktivitas (atau checklist) ini juga dilakukan dalam skala pekerjaan yang kompleks. Atul Gawande, seorang ahli bedah dan professor ilmu kedokteran di Harvard Medical School dan the Harvard School of Public Health, menggunakan metode sederhana ini untuk memecahkan situasi kompleks. Dalam bukunya the Checklist Manifesto, Gawande memberikan penjelasan aplikasi sederhana namun bermanfaat dari checklist dalam industri penerbangan, kedokteran, dan sekilas industri konstruksi.
Lebih menarik lagi, Gawande mengawali ceritanya tentang kesalahan manusia yang membuat alat sederhana seperti checklist semakin relevan. Menurutnya, ada 2 tipe kesalahan manusia, yaitu (1) errors of ignorance dan (2) errors of ineptitude. Errors of ignorance adalah kesalahan yang kita buat karena kita tidak tahu atau kurang informasi. Errors of ineptitude adalah kesalahan yang kita buat karena kita tidak mendayagunakan pengetahuan yang kita tahu secara maksimal. Gawande menunjukkan bahwa errors of ineptitude adalah penyebab kesalahan utama manusia modern. Sekali lagi, seorang ahli memerlukan penyelamat untuk mengurangi kesalahannya, yaituchecklist.
Walaupun contoh aplikasi checklist dalam buku ini hanya terbatas pada beberapa industri, Gawande memberikan arahan tentang cara pembuatan checklist. Oleh karena itu, siapa saja yang bekerja di industrimana pun dapat mulai mencoba membuat checklist untuk keperluan aktivitas pekerjaan masing-masing. Pada akhir buku, Gawande juga menyertakan beberapa contoh checklist untuk beberapa kegiatan pada beberapa industri.
Sebagai seorang penulis, Gawande cukup piawai membawa pembaca (saya yakin sebagian besar bukan pekerja bidang kedokteran) untuk terus membaca sampai tuntas, senantiasa menstimulasi pikiran, dan selalu penasaran akan kisah selanjutnya. The Checklist Manifesto bukanlah sebuah novel, namun pembaca dapat menganggapnya demikian dengan Gawande sebagai tokoh sentral dalam cerita.
Setelah membaca buku ini, kembalilah bekerja dan mulai berpikir kira-kira aktivitas apa yang dapat memanfaatkan hal sederhana seperti checklist dalam dunia yang kompleks ini. Sekarang, saya sedang berpikir membuat checklist untuk aplikasi proses pembuatan kebijakan pemerintahan. Hmm…. Interesting…. Selamat membaca! 

Resensi ini ditulis oleh Kukuh Kurniawan (Wiramuda Cendekia).

15/12/2022 02:40:48 am

Thanks for nice information!
#bahrulrozak

Reply



Leave a Reply.